Aku mengambil secarik
kertas berwarna merah muda.
Aku goreskan dengan pena
berwarna ungu.
Aku menulis harapan dan
pesan rindu di salah satu sisinya. Untukmu pasti.
Kemudian aku lipat.
Aku lipat kesana kemari
sisi-sisinya.
Kini terbentuk sebuah
perahu mungil.
Perahu kertasku yang
mungil nan cantik. Ku mantrai dengan segenap kata rindu.
Ku bawa perahu kertas itu
ke dermaga.
Dihadapanku kini ada laut
yang luas nan terbentang.
Ku layarkan perahu
kertasku dengan mantap, ku biarkan ia menari bersama ombak.
Biarlah perahu kertasku
melaju, ku lepaskan dengan senang hati.
Menjauh sampai ke sebrang
sana. Semoga sampai ke dermagamu.
Tapi aku lupa.
Itu perahu kertas.
Ia tidak kokoh terhadap
air.
Di tengah laut sisinya
mulai merapuh.
Mungkin perahu kertasku
lelah menari bersama ombak, atau ombak yang terlalu kuat menghantamnya.
Harap dan rindu yang ku
titipkan juga ikut merapuh.
Kasihan perahu kertasku.
Perlahan-lahan ia tenggelam di deru ombak, ditemani rindu yang tadi ku
titipkan.
Perahu kertas dan
harapanku kini tak akan pernah sampai ke dermagamu.
23 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar