Read, Enjoy and Comment...

Read, Enjoy and Comment...

Jumat, 09 Januari 2015

Kepada Kamu….



Kepada Kamu,
            Baik ini mungkin memalukan, setidaknya bagi diriku sendiri. Aku akan menceritakan, menjabarkan seperti apa kondisi hati dan kepalaku tentang rasa yang tidak wajar di akal sehat ini. Aku merasa terselubung kabut merah muda kala pertama kalinya tanganmu membentang peluk hangat ragaku.
Oh!!! Tunggu, jantungku berdebar tak wajar dari balik penjara rusuknya tiap kali mengingat ini kembali.


Kepada Kamu,
            Ya… aku ingat pertama kalinya kau membiarkan aku terlelap nyaman dan hangat di bahumu. Dan kita membiarkan denyut jantung kita saling memainkan melodinya dalam sunyi malam.



Kepada kamu,
            Yang dapat merubah raut kaku wajahku ketika berada di pelukmu pertama kalinya, dengan usapan lembut jemarimu tepat dihelai-helai rambutku. Merubahnya menjadi tenang. Menginginkan untuk lama-lama dibuai.
Oh!!! Kau tahu? Aku serasa kembali seperti bayi yang selalu ingin kau manja.



Kepada kamu,
            Yang secara perlahan mengecup bibirku. Yang sentuhannya bagai jentikan kecil menyuruhku untuk ikut membalasnya juga. Jantungku seolah ingin berdenyut seperlahan mungkin. Ia takut berdetak dan menyadarkanmu dalam pelukku, dan memilih melepasnya.
Oh!!! Sungguh kau membuat seakan aku lupa akan adanya gravitasi bumi ini.


Kepada Kamu,
            Yang membuat aku tak perduli lagi akan dingin yang menyerang tulang, karena ada nafasmu yang menghangatinya.


Kepada Kamu,
            Yang pada malam itu sungguh tidak seperti malam yang biasanya yang selalu ingin ku ganti segera dengan fajar. Aku tidak ingin ada hari esok. Aku ingin tetap di waktu itu, di malam itu, di pelukanmu. Tetap dan tinggal. Namun aku tahu, waktu tak mungkin berhenti, waktu tak mungkin melambat. Mereka bukan punya kita, tapi sang pencipta.

Kepada Kamu,
            Entah apa yang terjadi di depan nanti, aku berterima kasih. Kau sudah memberiku ingatan tentang rasa asmara. Pada rasa yang telah menghilangkan air penantian. Terima kasih telah memberiku kesempatan merasakan hangat ragamu. Terima kasih kau membuatnya menjadi nyata bukan sekedar angan. Mungkin kau tak menyadari, bahwa kau asal dari bingkai indah senyumku di hari-hari kedepan. Akan aku ingat harum hangat ragamu di dalam laci hatiku tersendiri, secara istimewa.


Kepada Kamu,
            Jika memang dikehendaki oleh-Nya, semoga benar aku yang akan selalu menemani tiap langkahmu selamanya. Nanti sampai menua.





--FIN—

26Sepetember2012, Aku kekasih hidupmu di masa depan, insya allah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar